Jakarta Forum - Inovasi terbaru di industri olahan susu: meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Topang produksi industri olahan susu, Kemenperin: RI-Belanda siap kerja sama.
Inovasi Terbaru di Industri Olahan Susu: Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi
Industri pengolahan susu menjadi salah satu bagian dari industri makanan dan minuman yang terus berkembang pesat di Indonesia.
Inovasi terbaru di industri olahan susu: meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi |
Dalam beberapa tahun terakhir, industri pengolahan susu di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas produksinya.
Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan pasar akan produk-produk olahan susu.
Industri pengolahan susu di Indonesia merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan oleh pemerintah.
Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi susu dipandang sebagai salah satu faktor penting dalam memajukan sektor ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyediakan sapi perah yang berkualitas untuk meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu di tanah air.
Untuk mencapai hal tersebut, penjajakan kerja sama dan investasi dalam hal penyediaan sapi perah menjadi sangat penting.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan pengolahan susu telah menjalin kerja sama dengan peternak sapi perah dalam rangka meningkatkan produksi susu.
Hal ini dilakukan dengan memberikan bantuan teknis, pembiayaan, dan pengadaan peralatan dan mesin pertanian modern.
Selain itu, kunjungan ke pabrik pengolahan susu untuk mengetahui proses peternakan sapi perah secara modern dan berkelanjutan juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan cara beternak sapi perah yang lebih efisien dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan produksi susu yang berkualitas.
Topang Produksi Industri Olahan Susu, Kemenperin: RI-Belanda Siap Kerja Sama
Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri pengolahan susu di dalam negeri agar semakin produktif dan berdaya saing global.
Apalagi, industri pengolahan susu yang menjadi bagian dari industri makanan dan minuman, merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 dan peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Guna meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu di tanah air, salah satu upaya yang perlu digenjot adalah penyediaan sapi perah yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebagai bahan baku,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Rabu (26/4).
Dirjen Industri Agro mengemukakan, pertengahan April lalu, pihaknya telah melakukan kunjungan kerja ke Belanda.
Delegasi RI yang diwakili pihak Kemenperin, KBRI Brussel, dan KBRI Den Haag melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian, Alam, dan Kualitas Makanan (Ministerie van Landbouw, Natuur en Voedselkwaliteit/ LNV), Organisasi Pertanian dan Hortikultura di Belanda (Land-en Tuinbouw Organisatie Nederland/ LTO), perusahan Friesland Campina NV., dan beberapa petani sapi perah binaan Friesland Campina di daerah Makingga dan Warder, Belanda.
“Tujuan kunker kami ke Belanda antara lain untuk penjajakan kerja sama dan investasi dalam hal penyediaan sapi perah.
Selain itu, kami ingin mengetahui proses peternakan sapi perah secara modern dan berkelanjutan, kami juga melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan susu Friesland Campina di Leeuwarden,” sebutnya.
Menurut Putu, hasil kunjungan tersebut mendapat tanggapan yang positif, baik dari LNV maupun LTO.
“Belanda memiliki berbagai potensi yang dapat dijajaki lebih lanjut dengan berbagai pihak di Indonesia, khususnya dengan pihak swasta yang tertarik dengan investasi sapi perah ini,” imbuhnya.
Pada pertemuan dengan LNV, Dirjen Industri Agro menyampaikan bahwa kondisi industri pengolahan susu di Indonesia saat ini mengalami kekurangan bahan baku susu segar sebesar 80%.
Oleh karenanya, terdapat keinginan beberapa perusahaan besar pengolahan susu di Indonesia yang ingin membeli sapi perah asli dari Belanda (Holstein), dengan total sebanyak 8-16 ribu ekor.
"Kami menawarkan Indonesia sebagai ‘a new hope for Dutch cattle’, karena peternak sapi perah Belanda dapat merelokasi sapi perahnya ke Indonesia maupun melakukan investasi di Indonesia,” ungkap Putu.
Pada kesempatan itu, Director for International Agribusiness and Food Security LNV, Ralf van de Beek menjelaskan, saat ini industri sapi perah di Belanda sedang berbenah untuk menghadapi perubahan iklim, khususnya terkait pengurangan tingkat nitrogen pada kotoran sapi, kesehatan tanah dan air untuk pakannya, serta antisipasi tingginya curah hujan yang dapat memicu banjir.
“Dengan prinsip triple helix (industri, pemerintah, dan universitas atau masyarakat), kami yakin dapat menyelesaikan tantangan yang ada untuk sustainability industri susu di Belanda,” tuturnya.
Sedangkan, saat pertemuan dengan LTO, Chairman for Sector Dairy Farming Erwin Wunnekink mengatakan, tipikal peternak sapi perah di Belanda adalah pertanian skala keluarga, dengan jumlah sapi perah 200-500 ekor sehingga manajemen yang digunakan pun lebih sederhana, yaitu manajemen lahan, input, produksi, pengiriman ke off taker, dan pengolahan limbah.
“Dengan tipikal tersebut, peralatan/ mesin otomatisasi menjadi salah satu alternatif solusi pengelolaan peternakan sapi perah skala ekonomis, seperti penggunaan milking robot merek LELY yang asli diproduksi oleh perusahaan Belanda,” ucapnya.
Kemudian, pada kesempatan yang sama, Corporate Director Dairy Development Friesland Campina NV, Jeroen Elfers menyampaikan status pengerjaan proyek pembangunan pabrik baru Frisian Flag Indonesia di Karawang seluas 25 hektare yang sudah hampir selesai, termasuk sumber bahan bakunya yang akan bekerjasama dengan PTPN dengan menggunakan susu lokal.
Dirjen Industri Agro Kemenperin menambahkan, terkait investasi di sektor industri pemerahan sapi dari Belanda ke Indonesia, pada prinsipnya para pengusaha Belanda terbuka atas kemungkinan investasi di Indonesia.
“Kunjungan investasi sapi perah di Belanda ini juga membuka peluang kerja sama pembibitan crossbreed sapi perah Belanda dengan bibit sapi perah lokal yang toleran suhu,” pungkasnya.
Inovasi dan Upaya Pengembangan di Industri Pengolahan Susu
Dalam beberapa tahun terakhir, inovasi terbaru di industri pengolahan susu juga semakin meningkat.
Beberapa inovasi yang dilakukan adalah penggunaan teknologi modern dalam proses pengolahan susu seperti mesin pasteurisasi dan homogenisasi yang lebih efisien.
Selain itu, produk-produk susu yang lebih inovatif juga mulai diperkenalkan ke pasaran seperti susu rendah lemak, yoghurt, dan keju yang lebih sehat dan bergizi.
Dengan adanya inovasi dan upaya pengembangan di industri pengolahan susu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu yang lebih baik dan sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Selain itu, industri pengolahan susu juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam perekonomian negara dengan mengekspor produk-produk olahan susu yang berkualitas.
Sehingga, dengan inovasi terbaru di industri olahan susu diharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.