Jakarta Forum - Atasi perubahan iklim, pemanfaatan alga super ciptakan industri bioteknologi baru. University of Technology Sydney percepat aksi iklim dengan robot penganalisis alga yang pertama di dunia.
Atasi Perubahan Iklim, Pemanfaatan Alga Super Ciptakan Industri Bioteknologi Baru
"Sistem Fenotipe Alga" (Algae Phenotyping System) mencari "alga super" yang mampu mengatasi perubahan iklim.
Riset ini digarap oleh 20 ilmuwan yang bekerja 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.
Peneliti UTS di Climate Change Cluster (C3) berkolaborasi dengan PSI—produsen alat-alat ilmu biologi yang terkemuka di dunia—untuk mengembangkan dan memasang sistem robotik otomatis yang menyeleksi ribuan jenis alga setiap hari.
Alga adalah tumbuhan laut yang berukuran sangat kecil.
Ketika dibudidayakan di sebuah reaktor biologis, alga mampu menyerap karbondioksida dari atmosfer dengan efisiensi 40 kali lipat lebih baik dari pepohonan.
Dengan karakteristik yang tepat, alga ini dapat dipakai di berbagai industri, seperti makanan dan minuman, serat tekstil, plastik nabati, dan bahan bakar nabati.
Terobosan Baru
"Kolaborasi kami dengan PSI merupakan terobosan dalam pemanfaatan 'alga super' guna mengatasi perubahan iklim, serta akan menciptakan industri bioteknologi alga yang baru di Australia," ujar Distinguished Professor, Peter Ralph, Director, C3 di UTS.
"Untuk setiap spesies alga yang dibudidayakan, masih ada ratusan ribu alga lain yang belum teridentifikasi.
Dengan mempercepat penemuan dan karakterisasi alga lewat teknologi mutakhir ini, kami mewujudkan potensi masif alga bagi pelaku industri yang ingin memakai 'alga super' untuk mendekarbonisasi proses produksi."
Proses Analisis Hanya dalam Satu Pekan
Sebelumnya, ilmuwan membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk melakukan eksperimen secara manual dan purnawaktu.
Tujuan dari eksperimen ini adalah mencari karakteristik dari satu galur alga.
Berkat teknologi baru tersebut, alga yang memiliki galur serupa dapat dianalisis hanya dalam satu pekan.
"UTS memimpin upaya karakterisasi alga dan mempelajari peran penting alga dalam memperlambat perubahan iklim.
Maka, kami meyakini Australia akan memimpin bidang ini, serta mengembangkan teknologi baru dan mendatangkan manfaat besar bagi industri.
Dengan demikian, perusahaan sebagai pengguna akhir alga tersebut dapat meningkatkan pendapatan secara signifikan, serta membuka lapangan pekerjaan baru," jelas Martin Trtilek, Pendiri dan CEO PSI.
Adaptasi Sistem
Setelah memasang Sistem Fenotipe Alga, UTS dan PSI akan mengadaptasi sistem ini guna menganalisis karakteristik beragam galur rumput laut.
Industri rumput laut diperkirakan bernilai US$ 15 miliar.
University of Technology Sydney (UTS) adalah universitas teknologi terkemuka yang berada di peringkat #1 di Australia dalam bidang Riset AI, Ilmu Komputer, dan Ilmu Teknik.
Dengan mengembangkan teknologi baru untuk atasi perubahan iklim, pemanfaatan alga super ciptakan industri bioteknologi baru.